Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan satu keperluan yang sangat penting bagi meneruskan kelangsungan hidup masyarakat. Oleh kerana itu kedua – dua hal ini harus ditegakkan di tengah masyarakat. Bahkan, dikalangan orang – orang yang berbuat mungkar, diantara mereka sendiri wajib saling melarang perbuatan mungkar. Telah berkata para ulama’: “Wajib ke atas orang – orang yang biasa minum minuman keras untuk saling melarang sebahagian yang lain dari perbuatan mungkar, dari minum arak walaupun dia sendiri meminumnya, sehingga tidak terhimpun dua kemungkaran, iaitu berbuat mungkar dan berdiam diri atas perbuatan mungkar”
Aneh dan ajaib sekali!!! Tentu saja manusia tidak menerima perintah untuk berbuat ma’ruf kecuali jika si pemberi nasihat itu sendiri juga berbuat ma’ruf...
Wahai orang yang mengajar orang lain,
Tidakkah untuk dirimu sendiri pengajaran itu?
Mulailah dengan dirimu sendiri dan cegahlah dirimu dari kesesatannya,
Maka kalau engkau melakukan itu bijaksanalah engkau.
Janganlah engkau melarang sesuatu pekerti namun engkau pula berbuat seperti itu
Kehinaan atas dirimu kalau engkau berbuat,
Kehinaan yang besar!!!
44. mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al kitab? Maka apakah kalian tidak berfikir? (Al Baqarah, 1:44)
Amar ma’ruf nahi mungkar adalah jaminan untuk menjaga masyarakat dari mendapat laknat Allah.
š
78. telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
79. mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan Mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (Al Maidah, 78 – 79)
Amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah pelindung masyarakat dari laknat Allah, dan apakah laknat itu? Pengusiran dari rahmat Allah…
164. dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang Amat keras?" mereka menjawab: "Agar Kami mempunyai alasan (pelepas tanggungjawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.(Al Araf: 164)
Penduduk ‘Ailah, penduduk Aqabah, iaitu dataran tinggi Aqabah di Jordan, dihujung Laut Merah, yang dikuasai bersama antara Jordan dan Israel??!!, serta Mesir. Di sana dulu hidup satu kaum dari bangsa Yahudi, di mana Allah melarang mereka menangkap ikan pada hari Sabtu. Lalu mereka membuat muslihat terhadap perintah Allah itu. Mereka datang ke pantai pada hari Jumaat petang dan membuat parit – parit untuk mengalirkan air laut ke dalam kolam – kolam, saat air laut surut dan air kembali ke laut, tinggallah ikan – ikan itu di kolam – kolam mereka. Pada hari Sabtu mereka tidak menangkap ikan, namun pada hari Ahad pagi, barulah mereka mengambil ikan – ikan tersebut.
Kerana tipu daya dan muslihat terhadap agama, maka mereka dilarang oleh sekelompok orang – orang beriman yang mengerti dan berfikiran waras.
165. Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (Al Araf :165)
Terdapat manfaat dari amar ma’ruf nahi mungkar walaupun dalam pandangan anda ia adalah kecil. Apa menfaatnya? Agar ada alasan bagi kita untuk meminta ampun dari Allah. Kerana itu Saidina Umar ketika ditikam dengan pisau dan dipindahkan ke rumahnya, lalu masuk seorang pemuda Ansar untuk mengucapkan kata – kata yang baik (menghiburkan); maka ketika pemuda itu berjalan untuk pergi, Umar melihat pakaian pemuda itu telalu panjang, dalam keadaan berhadapan dengan sakaratul maut, Umar berkata, “Hai pemuda, pendekkanlah pakaianmu, kerana demikian itu akan lebih bersih buat pakaian mu dan lebih suci dihadapan Tuhanmu.” Umar tidak melupakan amar ma’ruf nahi mungkar pada detik – detik terakhir kehidupannya. Terhadap permasalahan apa? Hanya masalah pakaian yang terlalu panjang!
Maka, janganlah kalian menganggap remeh dan kecil sesuatu untuk amar ma’ruf dan nahi mungkar.
"Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang Amat keras?" mereka menjawab: "Agar Kami mempunyai alasan (pelepas tanggungjawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.(Al Araf: 164)
Kelompok ini....
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (Al Araf :165)
166. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina” (Al Araf:166)
Berkata Ikrimah:
Saya sangat disibukkan oleh urusan kelompok yang ketiga ini iaitu kelompok yang mengatakan, “Mengapakah kalian menasihati suatu kaum yang Allah akan membinasakan mereka dengan siksaan yang keras”. Maka saya bertanya kepada Ibnu Abbas “Apakah tindakan Allah terhadap kelompok ketiga ini?” Dia menjawab “Belumkah anda dengar firman Allah : Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (Al Araf :165) maka hukum orang yang berdiam diri terhadap kemungkaran sama dengan orang yang berbuat mungkar, Allah akan menyiksa mereka dengan siksa yang berat.”
Dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, kita haruslah menjaga dua perkara yang paling penting ini.
Yang pertama adalah IKHLAS! Pernahkah kalian mendengar kisah seorang abid yang melawan syaitan?
Di suatu desa ada sebatang pohon di mana orang – orang di desa itu suka meminta barakah kepada pohon tersebut dan mempersembahkan nazar kepadanya. Maka seorang abid mendatangi pokok itu dengan membawa kapak untuk menebangnya. Syaitan berkata kepadanya, “Hendak ke mana?” Si abid menjawab, “Saya hendak menebang pokok ini!” Syaitan berkata, “Anda nak tebang? Janganlah tebang pokok ini.” Abid berkeras sambil berkata, “Aku akan tebang juga.” Keduanya berkelahi dan syaitan itu tersungkur. Kemudian syaitan itu berkata kepada abid, “Apakah pendapat anda sekiranya kita membuat kesepakatan, anda biarkan pokok itu dan saya akan memberikan wang satu dinar yang akan saya letakkan dibawah bantal anda setiap hari. Dengan wang itu anda dapat bersedekah kepada fakir miskin dan dapat membantu mereka yang memerlukan. Tetapi, dengan syarat anda membiarkan pokok ini, jangan ditebang.” Abid menjawab, “Baiklah.”
Dan keesokan harinya abid mendapati ada satu dinar dibawah bantalnya, begitu juga hari yang kedua. Namun, pada hari ketiga, sudah tiada wang dibawah bantalnya lagi. Dengan perasaan marah si abid membawa kapak menuju untuk menebang pokok yang menjadi tempat pemujaan itu. Dia di sapa oleh syaitan. “Hendak kemana?” Abid menjawab, “Saya mahu menebang pokok ini!” Syaitan berkata lagi, “Anda tak mungkin mampu menebangnya.” Mereka berkelahi dan kali ini abid ditangkap dan dijatuhkan oleh syaitan. Syaitan berkata, “Pada mulanya anda hendak menebang pokok ini lillahiTaala, dan sekarang anda akan menebangnya untuk keuntungan diri sendiri, maka sekarang saya lebih kuat dari anda!
Maka, IKHLAS lah, lillahiTaala. Semua amalan wajib didasari dengan lillahiTaala.
Yang kedua,menyeru yang ma’ruf dengan ma’ruf. Mereka yang hendak menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar haruslah mengerti tentang ma’ruf yang akan diperintahkannya, wajib mengerti hukum syara’, wajib menelaah perbezaan pendapat para fuqaha tentang sesuatu masalah, dan tidak boleh anda menentang seseorang yang mengikuti seorang ahli fiqih yang berbeza pendapat dengan ahli fiqih yang anda ikuti; ini telah disepakati oleh Ummat Islam seluruhnya dalam masalah apapun.
Contohnya, anda melihat seorang yang makan atau minum sambil berdiri lalu anda katakan, “Duduklah!! Duduklah!!”, kemudian anda berteriak kepadanya, “Kalau anda seorang Muslim wajib anda memuntahkannya sebab Rasulullah s.a.w. pernah bersabda(yang bermaksud):
“Barang siapa minum sambil berdiri maka hendaklah dimuntahkan!”
Wahai saudaraku, mari kita pelajari apakah makna hadith itu. Apakah minum sambil berdiri itu hukumnya haram? Apakah ia makhruh tahrim? Paling berat hukumnya adaah makhruh tanzih, sebagaimana kata Ibn hajar dalam Al – Fath; “Makhruh tanzih”, bahkan Ali bin Abu Talib minum didepan pintu Ar Rahbah di Kufah sambil berdiri seraya berkata: “Sesungguhnya manusia menghindari minum berdiri, sedangkan saya melihat Rasulullah s.a.w. minum sambil berdiri, dan saya mengambil petunjuk pada petunjuk baginda.”
Maka, janganlah langsung anda menentang sehinggalah anda mengerti tentang perbuatan ma’ruf yang anda perintahkan itu. Telitilah bagaimana pendapat orang – orang dan janganlah anda seperti kisah orang Kurdi. Seorang Kurdi bertemu dengan seorang Nasrani di jalanan. Orang Kurdi itu berkata, “Marilah masuk Islam!” Orang Nasrani itu menjawab, “Baiklah, mari kita berbincang.” Orang Kurdi itu berkata lagi, “Marilah masuk Islam, jika tidak aku bunuh engkau!” orang Nasrani tadi menjawab, “Baik, mari kita ke rumahku untuk berbicang.” Orang Kurdi itu berkata lagi, “Mariah masuk Islam, jika tidak aku bunuh engkau!” Orang Nasrani itu berkata, “Baik! Saya mahu masuk Islam. Apa yang harus saya lakukan?” Orang Kurdi itu menjawab, “Demi Allah, saya tidak tahu!” MasyaAllah, sesungguhnya dia tidak mengerti!
Maka orang yang menyeru kepada ma’ruf, wajib mengerti betul tentang ma’ruf. Dan wajib menyuruh perbuatan ma’ruf dengan cara yang ma’ruf. Hendaklah anda menyuruh perbuatan ma’ruf dengan cara yang ma’ruf, dengan hikmah (bijaksana), bukan dengan kasar dan keras, kerana orang yang berbuat mungkar itu adalah orang sakit dan anda adalah doktornya. Maka anda perlu mengubatinya dengan cara yang terbaik, dengan bijaksana dan kasih sayang, membuatnya merasakan kecintaan.
125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An Nahl : 125)
Tuhan berfirman kepada Rasulullah s.a.w.(yang bermaksud)
59. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imran : 159)
Pada suatu waktu datanglah seorang lelaki kepada Harun Ar Rashid dan berkata, “Sesungguhnya saya hendak menasihatimu, tetapi dengan kata – kata kasar maka bersabarlah terhadap saya!” Beliau menjawab, “Saya tidak mahu, sungguh Allah telah mengutuskan orang yang lebih baik daripadamu kepada orang yang lebih buruk daripadaku. Dia mengutuskan Musa yang lebih baik daripadamu kepada Firaun yang lebih buruk daripadaku, sedang Allah berfirman kepada Musa;
Ÿ
44. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".(Thaha : 44)
Bukankah petandanya selalu ada pada wajah manusia? Mengapa? Kerana anda adalah orang yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar. Manusia tidak mengkehendaki anda, tidak menghendaki kebijaksanaan anda, tidak menghendaki kebaikan dan tidak pula keburukan anda. Dan benar, demi Allah, anda senang sekiranya meihat senyuman dari wajah mereka. Maka sifat yang seharusnya disandang oleh orang – orang yang beriman adalah:
“Rendah hati terhadap orang – orang beriman, tegas terhadap orang – orang kafir” (Al Maidah : 54)
“Keras terhadap orang – orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Al Fath : 29)
(Daripada syarah zilal at-Taubah, Dr Abdullah Azzam)